Musuhku sekaligus guruku di
kemudian hari
Sebelum aku menjadi kepompong
Aku sadar kau selalu hadir dalam
pencarianku..
Di
pagi hari kau mata matai aku dibalik mega mendungmu
Di siang hari kau tepatkan bayang lamunanku menjadi
satu titik dengan tubuhku
Di sore hari kau kirimkan senja merah sebagai
pendeteksi lamunanku
Di malam hari...
Kukira kau tidak berani
Aku berfikir kau hanya hebat saat syuruk hingga
maghrib
Aku salah lagi
Kau malah lebih berbahaya
Kau pagari aku dengan mantra mahabah agar aku takluk
terbuai kebesaranmu yang tersembunyi
Kau buat aku tak berdaya menopang sebonggol mimpi
hijau
Biarlah...
Sekarang aku hanya ingin menjadi kepompong tua
Kudengar
sebuah berita dari angin malam
Angin yang
keluar dari artesis sahri
0 komentar:
Posting Komentar
Nama :
E-mail :
Umur :
Komentar :