Pages

Jumat, 28 Desember 2012

Puisi Matahari



Musuhku sekaligus guruku di kemudian hari
Sebelum aku menjadi kepompong
Aku sadar kau selalu hadir dalam pencarianku..

Di pagi hari kau mata matai aku dibalik mega mendungmu
Di siang hari kau tepatkan bayang lamunanku menjadi satu titik dengan tubuhku
Di sore hari kau kirimkan senja merah sebagai pendeteksi lamunanku

Di malam hari...
Kukira kau tidak berani
Aku berfikir kau hanya hebat saat syuruk hingga maghrib
Aku salah lagi
Kau malah lebih berbahaya
Kau pagari aku dengan mantra mahabah agar aku takluk terbuai kebesaranmu yang tersembunyi
Kau buat aku tak berdaya menopang sebonggol mimpi hijau

Biarlah...
Sekarang aku hanya ingin menjadi kepompong tua
Kudengar sebuah berita dari angin malam
Angin yang keluar dari artesis sahri

0 komentar:

Posting Komentar

Nama :
E-mail :
Umur :
Komentar :